Innalillahi wa inna ilaihi rooji’un..
Selamat jalan ibu.. sebuah kalimat perpisahan gearbalap ucapkan pelan perlahan dengan rasa sedih yang dalam. Yup pada hari Jumat tgl 22 Juli 2021, di usia 65 tahun ibu telah di panggil Allah SWT menghadap-Nya. Innalillahi wa inna ilaihi rooji’un terus dan terus gearbalap ucapkan. Masa itu akhirnya tiba dan rasa sakit karena kehilangan orang tersayang terulang kembali. Ibu menyusul cucu kesayangan yang telah menghadap Allah SWT terlebih dahulu.
Penyebab meninggalnya Ibu..
Sediiiihh banget sobb.. Vonis dokter menyatakan ibu positif terpapar virus covid19. Hasil swab memang menunjukkan bahwa ibu memang reaktif. Tidak jelas darimana ibu terpapar covid19. Apakah dari tetangga atau dari anggota keluarga lain yang sedang melakukan isolasi mandiri. Tidak ada yang tau sobb! Yang pasti sebelum meninggal ibu memang batuk, sempat mengeluh tidak enak badan, tidak nafsu makan dan lemas. Namuun batuk, tidak enak badan , tidak nafsu makan sudah sering ibu alami jauhh sebelum pandemi covid19. Mungkin hasil swablah yang membuat kesehatan Ibu terus menurun. Ibu ketakutan, sehingga ketika psikis dan fisik keduanya down, akhirnya ibu tidak mampu bertahan.
Sosok Ibu dalam kenangan..
Ibu terlahir di Wonosari, 5 Januari 1955 dari keluarga petani. Ibu adalah anak ke 3 dari 11 bersaudara. Saat gearbalap kecil ibu adalah sosok yang lembut namun juga keras. Tidak segan menghukum ketika ada sesuatu yang dianggap salah. Di pukul dengan kayu atau di kurung di kandang bebek sering gearbalap alami. Namun seiring waktu karakter ibu berubah sepenuhnya menjadi lembut. Mungkin saat itu ibu ingin mengajarkan konsep tanggung jawab kepada gearbalap kecil hehe.. Di sisi lain, Ibu adalah seorang yang militan dalam mensupport bapak sebagai kepala keluarga. Meski tidak sekolah ibu sangatlah piawai dalam mengatur keuangan keluarga. Selain itu banyak hal dan keputusan dalam keluarga merupakan buah pemikiran ibu. Ibu memang luar biasa.. Dan dalam hati gearbalap sering merasa Betapa beruntungnya bapak mendapatkan pendamping hidup seperti ibu.
Kehilangan yang nyata..
Orang tua adalah tempat bersandar seorang anak berapapun usianya. Di hadapan bapak dan ibu seorang anak yang telah beranjak dewasa tetaplah anak-anak. Begitupun dengan gearbalap. Meski telah mempunyai istri dan 2 orang anak, ketika ada di hadapan ibu tanpa sadar gearbalap kembali layaknya bocah 10th. Tingkah laku dan kebiasaan sewaktu kecil muncul kembali. Dan kini ketika ibu telah tiada, kesempatan untuk sekedar bermanja dengan ibu sudah tidak ada lagi. Kesempatan untuk menjadi anak-anak pun telah hilang. Dan percayalah sobb rasanya sangat sangat menyakitkan.!
Pesan ibu kepada anak-anaknya..
Gearbalap adalah bungsu dari 2 bersaudara. Kepada kedua anaknya ibu selalu menekankan agar tidak mudah kepengen dengan apa yang orang lain miliki. Sebab rejeki dan kemampuan tiap orang tidaklah sama. Syukuri saja rejeki yang ada sambil berdoa memohon kepada Allah SWT agar diberi kecukupan. Nyuwun karo gusti Allah yaa ben uripmu bejo tur mulyo tutur ibu..! Entahlah sepertinya ibu memang ingin agar kedua anaknya mengikuti jejaknya dalam hal kesederhanaan dan kejujuran..
Selamat jalan ibu..
Innallilahi Wa inna Ilaihi Raaji’un…
Allahummaghfirlaha warhamha wa’afihi wa’fu anha. Semoga almarhumah ibu husnul khotimah di terima iman, Islam dan amal ibadahnya. Semoga almarhumah ibu di ampuni semua dosa dan kesalahannya. Aamiin yaa robbal alamiin🤲
Leave a Reply